Selasa, 04 Oktober 2011

Mbak Midah

Sebelum aku mulai bercerita tentang pengalamanku pertama kali berhubungan seks dengan seorang wanita berjilbab, ada baiknya aku ceritakan latar belakangku terlebih dahulu.

Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 19 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. Bapakku adalah seorang pengusaha menengah yang cukup sibuk, dia sering pergi keluar kota umtuk waktu yang tidak tentu. Ibuku juga sering ikut bersamanya. Aku tinggal dilingkungan Perumahan kelas menengah. Di sebelah rumahku adalah rumah seorang pekerja dari sebuah perusahaan pertambangan asing. Karena pekerjaannya, seringkali ia harus meninggalkan istrinya yang masih muda dan anaknya yang masih kecil berbulan-bulan dirumahnya.

Nama istri sang pekerja tadi Mbak Midah , orang Jogja asli, kulitnya putih bersih. Wajahnya sangat cantik walau terlihat agak galak. Bodynya kecil tapi padat berisi. apalagi Mbak Midah walaupun selalu memakai jilbab, namun senang berpakaian yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya, misalnya jeans ketat dan baju yang juga ketat. Membuat laki-laki yang memandangnya terangsang dan ngeres. Mbak Midah orangnya supel dan pintar bergaul, sehingga dia akrab dengan keluargaku. Sering dia ngobrol-ngobrol dengan anak muda seusiaku, termasuk aku.

Kejadian ini bermula ketika orang tuaku pergi seminggu keluar kota untuk keperluan bisnisnya. Aku ditinggal sendirian dirumah. Sedangkan pembantuku dipecat ibuku tiga hari sebelumnya karena ketahuan mencuri uang ibuku. aku yang sendirian merasa kesepian. Aku duduk diruang tamu sambil berkhayal. Untuk menghilangkan kesepianku, kuputar VCD porno yang baru aku pinjam dari temanku. Filmnya tentang seorang cewek bule yang sedang disetubuhi dua orang negro. Satu orang negro sedang dikulum kontolnya, sedangkan yang satunya lagi sedang ngentot cewek bule itu dari belakang dengan posisi nungging. Sekitar 20 menit mereka berganti posisi, satu orang negro sedang rebahan diranjang sambil memasukkan kontolnya kelubang anus cewek bule itu, yang telentang diatasnya. Sedangkan negro yang satunya lagi sedang menggenjot memek cewek itu. Desahan dan erangan mereka membuatku terangsang. Kuraba-raba celana pendekku (aku sudah tidak pakai celana dalam), kontolku mengeras. Semakin lama kuraba semakin keras. Kukocok-kocok naik turun. Birahiku memuncak ingin disalurkan, tapi aku tidak tahu harus kemana menyalurkannya.

“Lagi ngapain Don?” suara seorang wanita mengejutkanku.
Ternyata Mbak Midah sudah berdiri disamping pintu. Dia berpakaian kemeja biru ketat dan celana jeans ketat. Ia memakai Jilbab coklat model berbahan kaus cekak yang dimasukkan kedalam kerah lejer, sehingga dadanya tidak tertutup jilbab dan nampak membusung. Dia memandang kearah celanaku. Saking terkejutnya aku lupa menaikkan celanaku, sehingga dia dengan bebas bisa melihat kontolku yang sedang tegang penuh, mengacung-acung.
“Maaf.. maaf.. Mbak” sahutku terbata-bata.
“Akh, nggak apa-apa kok, kamu khan udah gede”.
“Wah, kontolmu gede banget, udah pernah dimasukkin kememeknya cewek belum?” tanya ibu muda seksi yang berjilbab itu cuek.
“Be.. belum pernah Mbak” sahutku.
“Mau nggak dimasukin ke punya Mbak? Mbak Midah pingin nih ngerasain kontolmu” katanya meminta. Terlihat ia menggigiti bibir bawahnya.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Wanita seksi yang berjilbab itu berjalan mendekat kearahku. Duduk disampingku.
“Tapi saya belum pernah Mbak” jawabku.
“Mbak Midah ajarin, mau khan?” katanya sedikit memaksa. Wajahnya terlihat semu merah menahan nafsu birahi. Sepertinya suaminya yang telah dua bulan diluar kota membuatnya tak bisa menyalurkan hasratnya.

Tanpa menunggu jawabanku, ibu muda yang berjilbab itu menaikkan kedua kakinya kepangkuanku. Tangannya yang halus meraba-raba kontolku, aku gemetar. Baru kali ini kontolku dipegang seorang wanita. Dia mendekatkan wajahnya kewajahku, diciumnya bibirku. Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. sesekali isapan wanita seksi berjilbab ketat ini diarahkan keleherku. ditariknya tanganku, diletakannya dikedua buah dadanya yang sudah mengeras. Kuremas-remas buah dadanya, ibu muda yang berjilbab itu menggelinjang keenakan. Kubuka kancing kemeja ketatnya satu oersatu. Aku terperangah, tetanggaku yang cantik berjilbab ini tidak memakai BH, buah dadanya padat dan kenyal. Kulepaskan isapan lidahnya, kuisap buah dadanya, dia melenguh, sambil tangannya terus mengocok-ngocok kontolku. Jilbabnya yang sengaja ia lilitkan keleher membuatku mudah menikmati buah dada kenyalnya. Tetanggaku yang cantik ini menggelinjang keenakan.

Beberapa menit berlalu, ibu muda yang berjilbab itu berdiri, lalu melepaskan bajunya yang sudah terbuka kancingnya serta menurunkan jeans ketatnya. Maka terpampanglah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa melihat dengan jelas memeknya yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih. Kemudian dia berlutut dilantai, dihadapanku, tidak memakai aa2 kecuali jilbab kausnya dan kacamata yang membuat wajahnay semakin cantik. Wajahnya didekatkan keselangkanganku. Ditariknya celana pendekku. Bibir tipis indahnya mendekati kepala kontolku, dan mulai menjilati kepala kontolku, terus kepangkalnya.
“Akkh.. aow.. oohh.. nikmat Mbak, enakk.. sekali” aku mengerang ketika dia mulai mengulum kontolku.

Hampir seluruh batang kontolku masuk kemulutnya yang tipis menggairahkan. Kontolku keluar masuk dimulutnya. Nikmat sekali. Tak ketinggalan, buah pelirkupun diseruputnya. Puas mengulum kontolku, kemudian Mbak Midah berdiri dihadapanku. Memeknya berada pas diwajahku. Wanita berjilbab itu menarik kepalaku, mendekatkannya pada memeknya. Aku mengerti maksudnya, minta dijilati memeknya. Kujulurkan lidahku. Aku mulai dengan menjilati pangkal pahanya, terus mendekati bibir memeknya.
“Aow.. oohh.. nikmat.. sayang, teruss.. terus” ibu muda yang berjilbab itu mendesah-desah ketika aku memasukkan lidahku ke lubang memeknya.
Kusedot-sedot, kugigit-gigit kelentitnya. Dijepitnya kepalaku. Hampir seluruh isi memeknya kujilati, memeknya basah.
“Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, kita mulai aja” ajaknya.

Dia menurunkan tubuhnya perlahan-lahan kepangkuanku. Dipegangnya kontolku, diarahkannya tepat kelubang memeknya. Terlihat jilbab kausnya sudah mulai basah oleh keringat. Dia mulai memasukkan kontolku sedikit demi sedikit. Semakin lama semakin dalam. Sudah setengah batang kontolku masuk. Sampai disini ibu muda yang berjilbab itu berhenti sejenak mengatur posisi. Kakinya berlutut disofa. Aku tak mau ketinggal, kuambil kesempatan. Kusodokkan kontolku. Ibu muda yang berjilbab itu menjerit ketika kontolku amblas dilubang memeknya. Wanita sekal berjilbab yangs edang kesepian itu mulai menaikturunkan pantatnya dipangkuanku. Kontolku serasa dijepit dan dipijit-pijit lubang memeknya yang sempit.

“Gimana sayang enak khan?” tanyanya ditengah desah nafsunya yang menderu.
“Enakk sekali Mbak, memek Mbak Midah sempit sekali” jawabku sambil terengah-engah.
“Sudah lama sekali Mbak Midah tidak merasakannya sayang”.
“suami mbak gak pulang2..” dia menggerutu.
“Emangnya masih lama mbak?” tanyaku.
“Iya, iya sayang” jawabnya singkat.

Kupeluk pinggangnya erat-erat. Bibirku menghisap-hisap buah dadanya. Kubantu gerakkannya dengan menyodok-nyodokan pantatku keatas. Ibu muda itu mengerang-erang merasakan nikmat. Matanya merem melek. Jilbab putih cekaknya basah karena keringat. Semakin lama semakin cepat dia menggerak-gerakkan pantatnya, sesekali pantatnya diputar-putar. Aku merasakan nikmat yang tiada tara. Kontolku serasa dipelintir memeknya. Sudah sekitar 30 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Peluh kami bercucuran.
“Akh.. oohh.. enak banget kontolmu sayaangg…aku tidak kuat sayang, akuu.. mauu.. keluarr” ibu muda yang berjilbab itu menjerit-jerit.
Kurasakan memeknya berkedut-kedut.
“Akuu.. juga Mbak” sahutku ngos-ngosan.
“Keluarin didalem aja sayang…” pintanya memelas.
Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak di lubang memeknya.
“Kamu puas khan sayang?” tanyanya.
“Puas sekali Mbak” sahutku pendek.
Kami beristirahat sejenak. Kemudian kekamar mandi untuk membersihkan badan. Siraman air membuat badanku segar kembali.

“Aku pingin lagi sayang, kamu mau khan?” tanya wanita muda berjilbab itu meminta.
Aku tidak menjawabnya. Kubopong tubuh sekalnya, kubawa kekamarku dan kurebahkan diranjangku. aku merangkak diatas tubuhnya dengan posisi ssungsang. Selangkanganku berada diatas wajahnya, sedangkan wajahku tepat diatas memeknya. Aku mulai menjilati dinding memeknya. Dia menggerinjal-gerinjal dan menjepit kepalaku. Seluruh dinding memeknya kujilati. Kucari-cari kelentitnya. Kusedot-sedot dengan lidahku. Sesekali kugigit. Ibu muda yang berjilbab itu meringis.

Dengan jari-jariku kutusuk-tusuk lubang anusnya. Sesekali kujilati lubang anusnya. Mbak Midah tak mau ketinggalan. Dia menjilati kontolku, dari kepala sampai pangkal kontolku tak luput dari jilatannya. Sstt! Aku mendesah ketika dia mengulum kontolku. Dia sangat lihai memainkan lidahnya. Kontolku yang tadi mengecil, sedikit demi sedikit mengeras didalam mulutnya. luar biasa kenikmatan yang kudapatkan. Mbak Midah memang benar-benar profesional. Seluruh batang kontolku dijilatinya.
“Oohh.. aku tidak tahan sayang, kita mulai aja” pintanya.

Kuturunkan tubuhku dari tubuhnya. Aku berdiri dipinggir ranjang. Kutarik tubuhnya kepinggir, hingga kedua kakinya menjuntai. Aku mendekatkan kontolku kelubang memeknya. Sedikit demi sedikit kontolku masuk kelubang memeknya. Sstt! Ibu muda yang berjilbab itu mendesis sambil meringis. Sudah seluruh batang kontolku amblas ditelan lubang memeknya yang basah dan memerah. Kugoyang-goyangkan pantatku. Mbak Midah membantuku dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya. aku merasakan sensasi yang luar biasa. 10 menit berlalu, kuganti posisi. Kutarik kontolku. Kakinya kunaikkan keduanya. Aku memasukkannya lagi. Dan mulai menggenjotnya.
“Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. sayang” dia mengerang.
Memeknya berkedut-kedut. Memeknya menjepit kontolku.
“Akhh.. aku keluarr.. sayang” ibu muda yang berjilbab itu melenguh.
kurasakan memeknya basah oleh cairan. Mbak Midah telah mencapai orgasme sedangkan aku belum apa-apa. Kubalikkan tubuhnya. Kuminta dia menungging. dia menuruti aja perintahku. Kudekatkan kontolku yang masih tegang ke lubang anusnya.
“Kamu mau apain anusku sayang” tanyanya ketika kepala kontolku menyentuh lubang anusnya.
“Jangan, jangan di lubang itu sayang, sakit” teriaknya.

Aku tidak mempedulikannya. Kumasukkan kepala kontolku kelubang anusnya. Mulanya agak susah tapi akhirnya masuk juga. Kutekan pelan-pelan hingga seluruh batang kontolku amblas. Aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Kutuk-tusuk lubang anusnya.
“Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar” pujinya ketika ibu muda yang berjilbab itu sudah mulai merasakan nikmatnya disodomi.
Sekitar 30 menit kontolku keluar masuk dilubang anusnya. Kurasakan kontolku berkedut-kedut.
“Akkhh.. aku mau keluarr.. Mbak” aku berteriak histeris.
Crott! Crott! Crott! Kutumpahkan spermaku lubang anusnya. Kudiamkan beberapa saat. Lalu kutarik kontolku. Kuarahkan ke wajahnya. Kuminta dia menjilati spermaku. Dengan lahapnya Mbak Midah menjilati sisa-sisa spermaku, sampai bersih dijilatinya. Tanpa rasa jijik sedikitpun.
“Kamu hebat sayang, aku puas sekali” pujinya.
“Kamu mau khan memberiku kepuasan seperti ini lagi?” pintanya.
Aku mengangguk aja. Menyetujui permintaannya.
“Kalo kamu pengin lagi, datang aja ke kamarku”.
“Masuknya lewat jendela ya! Kalo lampu kamarku mati, berarti Pak RT nggak di rumah”.
“Ketok kaca jendela tiga kali, akan kubukakan untukmu, OK” dia menerangkannya untukku.

Kurebahkan tubuhku disampingnya. Kami tertidur setelah mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Malam itu Mbak Midah menginap dikamarku. Sampai pagi kami merengkuh kenikmatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar